Pages

Rabu, 14 Mei 2014

Menikmati Belajar dengan Memahami Gaya Belajar

Bismillaah,
Artikel ini terlahir di tengah tersendatnya ide saya dalam menulis sementara hasrat menulis menuntut untuk disalurkan. Hingga kemudian timbul pertanyaan, 'Apakah salah satu kesulitan pebelajar kontra auditory-visual itu seperti ini ya?'.
 gambar dari sini
Mengapa tipe belajar saya, saya sebut 'kontra auditory-visual'?. Yaa karena saya merasa bahwa saya memiliki ciri kedua gaya belajar tesebut, tetapi kekurangan dari kedua ciri tersebut lebih dominan dalam proses belajar saya selama ini.
Misalnya, salah satu ciri dari seorang auditoris adalah kurang bisa mengingat apa yang dibaca, bahkan kesulitan untuk membaca runut (tanpa melompat-lompat). Susahnya, kalau terjadi tipuan visual. Terkadang ketika membaca, otak saya secara otomatis memproses dua kata dari paragraf yang saya baca sebagai kata berurutan- padahal tidak-sehingga timbul misunderstanding dalam diri saya. Ciri itu ada pada saya. Contoh lain lagi, ketika mengikuti suatu acara pengajian, seringkali hanya  sedikit informasi yang dapat saya tangkap karena fokus saya pecah dengan adanya suara-suara audiens di sekitar saya. Akibat buruknya, ketika saya harus menyampaikan ulang suatu materi kajian, saya sering terbentur dengan penyampaian dalil. Betapa tidak? Jika dalil yang saya baca sulit saya serap, tetapi dalil yang saya dengar (yang mana lebih mudah saya 'telan') belum tentu berasal dari sumber yang valid.
Di sisi lain, ciri pebelajar visual yang ada pada saya adalah saya suka memelajari gambar. Bagi saya, gambar 'bercerita' lebih banyak daripada kata. Mungkin itulah sebabnya saya dulu cinta mati dengan komik, hehe. Sayangnya, kesukaan saya ini kurang terakomodasi selama saya belajar di sekolah formal. Mungkin teman-teman sekalian juga merasakan, selama duduk di bangku sekolah guru mengajar dengan berceramah. Ceramah itu sesuai dengan gaya belajar auditory, tapi 'gangguan suara' di tempat belajar membuat fokus saya buyar. Dan 'gangguan visual' saya membuat saya lebih fokus pada ekspresi guru yang mengajar, atau gestur teman sekelas yang tertangkap netra saya (mungkin inilah sebab mengapa buku catatan saya terbagi dua: pra-halaman tengah berisi catatan pelajaran, pasca halaman tengah berisi gambar coretan tangan saya tentang penghuni kelas, wkwk).
Baru-baru ini ketika sudah populer presentasi Powerpoint, slide yang ditampilkan pun berupa tulisan yang kemudian dibaca ulang oleh presentator. Dan belajar dengan cara ini bukan pilihan tepat bagi saya.
Kalau mengintip kilas balik perjalanan belajar saya, cara belajar paling sukses adalah merangkum dan menghafal di rumah dalam suasana hening. Sayangnya, cara ini sukses hanya semasa SMA dan gatot begitu masuk kuliah, hehe..
Apa pasal? Jawaban saya klise: TIDAK SEMPAT. Hm, jadwal yang padat merayap membuat saya kesulitan mencari waktu untuk merangkum materi, apalagi menghafal (yaah, apalagi prinsip sains itu adalah 'pahami' bukan 'hafalkan'). Agar materi bisa nyantol, saya berupaya memaksimalkan sesi tatap muka dengan dosen. Tapi lagi-lagi terbentur kesulitan untuk fokus karena kondisi kelas yang begini dan kondisi konsentrasi yang begitu...
Sempat pula berusaha 'menangkap' penjelasan dosen dengan membuat mind map. Cara ini cukup membantu dalam 'mengikat kebermaknaan'. Tapi mencitrakan informasi audio dari dosen ke dalam informasi visual a la mind map itu perlu waktu, kurang memungkinkan dilakukan jika dosen sedang dalam mode 'kejar materi'.
Untuk sementara ini, media yang saya nilai paling berhasil dalam membelajarkan saya tentu saja media audio-visual (video). Dan slide yang hanya menampakkan gambar, diiringi penjelasan lisan dari dosen (audiovisual juga). Metode mengajar demikian mau tidak mau menciptakan suasana belajar yang hening di kelas sehingga membantu saya untuk tetap fokus. Sayangnya, kedua pendekatan di atas belum banyak diaplikasikan di kelas. Walhasil, saya sempat menyatakan diri saya sebagai 'anak dengan kesulitan belajar'...>,<...
Alhamdulillaah 'alaa kulli haal
 

1 sapa hangat:

Rumah Himaa mengatakan...

Hai. Nice to read this. Again

Posting Komentar

 
Design Downloaded From Free Wordpress Themes | Free Website Templates | News and Observers